Berbagi Tulisan Berbagi Manfaat

Rabu, 31 Desember 2014

REFLEKSI TAHUN 2014

18.11 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , , , , , No comments
Tiga ratus enam puluh lima hari telah kita lewati di tahun 2014 ini. Banyak rencana yang kita canangkan pada awal tahun, yang ternyata belum tentu terealisasi semua. Ada pula banyak hal yang begitu saja muncul sebagai bagian dari cobaan dan anugerah dari Alloh kepada makhluknya. Salah satunya adalah apa yang dialami oleh Astutiana. Uti Astuti, demikian beliau biasa disapa, menceritakan kepada kita lewat tulisannya sebagai bagian dari refleksinya di penghujung tahun ini.



Salam. Alhamdulillah sebentar lagi tahun berganti. Kita menyadari bahwa semua itu sudah kondrat kauniyah. Waktu bergulir cepat tanpa bisa diulang. Masalahnya sudahkah waktu singkat kita di dunia ini kita gunakan dengan efektif?

Pemikiran di atas sungguh menohok bila digunakan untuk merefleksi apa yang sudah aku perbuat selama 2014 di usia yang lebih dari setengah abad. Ketika tahun 2014 datang aku sangat gembira menyambutnya. Begitu banyak target dan janji untuk menyemangati diri sendiri. Tapi di tengah perjalanan apa yang terjadi? Tentu tak seindah impian.

Akhir Desember 2013 aku mengikuti pelatihan Teacher Training Writing yang diselenggarakan oleh IGI Jakarta bertempat di UNJ selama dua hari. Hasil dari pelatihan ini cukup lumayan (dari pada lumanyun ). Ada wadah khusus buat mempraktekkan ilmu yang diperoleh yaitu di Guraru, Guru Era Baru. Ini adalah sebuah rumah yang komunitasnya para guru di Indonesia yang hobi menulis dan peduli dengan dunia pendidkan. Alhamdulillah ada apresiasi dari keaktifan dan juga tulisan yang aku posting berupa uang tunai Rp.250.000,- selain berbagai buku sebagai hadiah keaktifan atau juga buku dari sponsor.

Mimpiku yang hampir meredup karena kurang dipupuk atau memang sudah terlalu tandus untuk ditanami, perlahan tapi pasti kucoba untuk merawatnya kembali. Kuberi food supplement, kubuang penyakit yang merusaknya, dan kubangun kembali mimpi yang hampir mati itu. File lama aku bongkar lalu hampir tiap hari aku posting di Guraru, blog baru, atau di Kompasiana. Hasilnya ada satu tawaran menulis buku kroyokan atau istilah lainnya antologi. Pak Thamrin Sonata, wartawan sekaligus penulis kawakan mengajakku. Akhirnya buku itu terbit di awal Maret 2014 dengan judul ”25 Kompasianers merawat Indonesia”. Tema tulisanku tidak jauh dari parenting, yaitu ”Sudahkah Anak Kita Menjadi Asset Dunia Akherat”. Ini sebuah tulisan bagaimana seharusnya seorang ibu merawat anaknya dan juga generasi yang ada di bumi Indonesia.

Pak Thamrin di pertengahan Juni 2014 kembali mengajak membuat buku dengan tema pancasila rumah kita..Tadinya aku tidak sanggup menimbang waktu yang mepet dan merasa kurang menguasai materi yang akan aku tulis. Tapi Pak Thamrin terus meminta supaya aku ikut. Aku teringat tulisanku yang pernah aku posting di Kompasiana. Tulisan itu tentang edisi khusus ringkasan kajian Tafsir Al Quran yang aku peroleh ketika duduk manis di sebuah ta’lim yang sering aku ikuti. Aku pikir ini ada relevansinya dengan sila pertama yaitu “ Ketuhanan yang Maha Esa”, bagimana kita menjadi orang Islam yang sesungguhnya. Ada perasaan bahagia yang tak ternilai ketika tulisanku bisa jadi satu buku dengan banyak tokoh kritis di dunia penulisan, Ada dosen, purnawirawan, dan tokoh lain yang memiliki pemikiran yang hebat tentang Indonesia.

Tahun 2014 adalah tahun yang begitu indah dan penuh keberkahan. Rasanya perlu berjuta halaman untuk menuangkannya kembali. Kali ini aku fokus merefeksi hasil belajarku menulis. Semangatku selalu on. Dari hari, minggu, bulan berjalan setiap saat ada kesempatan untuk mengembangkan diri di dunia literasi. Bergabungnya aku dengan IIDN Soloraya. Alhamdulillah ada dua naskah yang sudah ngantri di penerbit. Jasa jual putusnya juga sudah kunikmati. Naskah tersebut “Manggis dan Sirsak Dua Buah Penumpas Penyakit Yang Mematikan.” Dibidani oleh Re! Media, info ku dapat dari pertemuan IIDN Soloraya di rumah Mbak Ima di Karanganyar, April 2014. 

Naskah ke dua aku tulis ketika mendapat info dari Mba Ety bulan Juni 2014, ketika IIDN Solo mengadakan kopdar di Taman Balekambang. Materi yang membahas masalah blog milik Pakde Kholik nyasar ke salah satu nama yang sama dan ternyata beliau seorang yang bekerja di penerbitan. Sangat sederhana. Lewat chatting di inbox, lalu kirim outline dan contoh tulisan, saya dikirimi SPK (surat perjanjian kerja) dan diminta menulis tentang ”Prilaku Sehat yang Harus Diketahui Anak”. Begitu selesai, uang jasa pun cair. Alhmadulillah.

Istilah berteman dengan pedagang minyak wangi berlaku untukku. Mengapa? Pertemananku dengan komunitas penulis membawaku jadi beraroma harum. Aku aktif di IGI Soloraya yang didaulat jadi sekretaris. IGI menjalin kerja sama dengan media cetak Joglosemar. Alhamdulillah. Tiga kali aku mengirim naskah, ada dua yang dimuat. Tulisan opini yang aku kirim adalah yang sedang aktual yaitu Kurtilas (Kurikulum 13)

Kalau ditanya sudah puas dengan hasil yang dicapai, pasti aku menjawabnya belum, karena masih ada resolusiku  yang belum tercapai. Kira kira apa ya? Menjadi motivator di suatu events atau diklat kepenulisan. Walau saat ini rutin seminggu sekali aku sudah menularkan ilmu menulisku yang masih berumur jagung ini kepada santri-santri putri di Pondok Pesantren Takmirul Solo.

Aku akhiri dulu tulisan ini, berharap bisa menjadi sesuatu yang memotivasi diriku sendiri dan mungkin bisa juga untuk menginspirasi mbak, ibu, dan siapa saja yang sempat singgah di tulisan ini.

Selasa, 16 Desember 2014

KUMPUL BARENG IIDN SOLO DI AYAM – AYAM RESTO

15.59 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , , , 2 comments
Gubrak ... Ketiban sampur untuk bikin laporan KOPDAR yang ke 6, sekaligus Milad IIDN SOLO yang ke–1. Baiklah teman – teman, kali ini Bunda mau kerahkan kemampuan untuk bikin laporan kebersamaan kita di Ahad yang cerah ceria 14 Desember 2014.
Bismillah , semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya. Selamat menyimak reportase ala Bunda ...
Jam tanganku menunjukkan pukul 09.00. Alhamdulillah yang semula aku udah minta ijin datang telat. Ternyata Allah memberikan kemudahan dan kelancaran rencanaku untuk menghadiri pertemuan IIDN Solo di Ayam – Ayam Resto Karanganyar, yang kali ini Mbak Ety yang jadi tuan rumah. 
Sampailah aku di lokasi pukul 09.30. Aku kira paling dulu datngnya, ternyata ada Uti dan Mbak Ety yang sudah asyik dan tekun belajar bikin blog. Salud untuk Uti, ayo kita yang muda – muda jangan kalah dong ama Uti...
Dengan senyum yang manis semanis permen karet, Mbak Ety menyambutku dengan peluk dan cipika cipiki, begitu juga dengan Uti ... Peluk hangat dan penuh rindu terobati disini.
Waktu bergulir, hari beranjak siang. Satu persatu anggota datang dengan wajah–wajah yang ceria, hangat dan penuh cinta. Alhamdulillah ada keluarga baru di IIDN Solo, Mbak Novi yang akrab dipanggil Yang dan Mbak Aan. Keduanya adalah wanita yang ulet. Sambil belajar menulis, mereka bawa dagangan kain, baju, kerudung dll. Eh, ternyata virus bisnis cepat menyebar di komunitas ini. Selain belajar menulis, ngeblog, juga transaksi jual beli, hehehe. Inilah serunya kalau ibu – ibu pada ngumpul.
Nah ... Masuk pada topik utama. Belajar merias blog. Pakar blog alias blogger yang membanggakan dari IIDN Solo, Mbak Ety Abdoel sudah siap dengan materinya. Kami ibu–ibu yang udah kepo bingit (niru bahasa ABG) alias ingin tahu banget tentang utak–atik blog mulai menyimak langkah–langkah yang diberikan ibu guru Ety. 

Belajar tak kenal usia

Namanya juga ibu–ibu, tentunya gurunya harus extra sabar. Apalagi ngajar Bunda Yuni yang gaptek tingkat dewa. Makasih ya Mbak Ety yang dengan penuh kesabaran menuntun satu per satu. Traaang .... Blog yang cantik manis mulai nampak di layar. Lumayan lola–lola internetnya, tapi bikin tambah asyik. Ada yang muter–muter gak nongol–nongol, ada yang ngacir ... Duh, pokoknya seru. Pelajaran ngeblog episode 1 selesai dengan lancar.
Lanjut pelajaran ke–2 oleh Mbak Zazkia dengan Matriknya. Memang perencanaan dan komitmen harus kita bentuk dengan semangat dan niat agar karya dan mimpi segera tercapai dengan mulus .
Asyiiikkk ... Saatnya makan siang. Sayur sop dan nasi ayam sambel trasi melengkapi menu yang dibuka dengan teh hangat dan snak menemani ketak ketik kami yang mengahasilkan postingan yang tentunya sesuai dengan ide dan kreatifitas masing – masing.
Ini nih ada lagi yang nongol. Mangga arum manis plus jambu air yang merah merekah dari kebun Bu Ima yang ditanam dan dipetik oleh pemiliknya dengan penuh cinta. Wow, tentu semakin manis dan nyus rasanya. Matur nuwun Bu Ima.
Akhirnya kami pulang dengan membawa oleh–oleh ilmu, sekantong mangga dan tentunya membawa kesan yang mendalam dengan pertemuan yang asyik dan akrab.
Lagi–lagi tak akan seru tanpa berfoto bersama untuk dokumentasi komunitas IIDN Solo. Ala anak ABG, ibu–ibu ini narsis berpoto ria. Al hasil, bapak–bapaklah yang jadi potografernya. Matur nuwun Pak Fajar dan Pak Abdul Rohman, dan makasih ya anak–anak cantik yang sudah menemani bunda kalian dengan sabar. 

Personil IIDN Solo yang selalu eksis

Inilah serunya kumpul bareng komunitas yang sevisi dan misi. Selamat Milad yang ke–1 untuk IIDN Solo, mari maju bersama meraih mimpi.
Sekian laporan yang bisa  Bunda Yuni sampaikan. Apabila ada yang kurang berkenan mohon dimaafkan. Monggo teman–teman bisa menambahi yang mungkin terlupakan belum Bunda tulis disini

Senin, 10 November 2014

SHARING BERSAMA LYGIA PECANDUHUJAN

14.46 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , , , , , , , No comments
Oleh : Hana Aina

sharing seru tentang dunia kepenulisan
Kamis, 2 Oktober 2014 adalah hari yang sangat membahagiakan bagi anggota IIDN Solo. Betapa tidak, saat kami tiba-tiba mendapat undangan tidak resmi untuk acara KopDar dengan salah satu penulis wanita yang namanya sudah tersohor hingga seantero nusantara. Lygia Pecandu Hujan atau yang biasa dipanggil Teh Gia, mengajak kami ngobrol dan sharing di sore yang sedikit mendung di Cafe Tiga Tjeret. Cafe yang terletak di jalan Ronggowarsito No. 97 ini memang pas untuk nongkrong dan acara kumpul-kumpul baik dengan seluruh anggota keluarga ataupun juga dengan teman dan kolega.

Senin, 06 Oktober 2014

20 Kiat Menulis Ala Kang Ewa @Ersis Warmansyah Abbas Dalam “ Menulis Itu Mudah”

12.30 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya No comments
sumber : pixabay.com

Oleh : Astutiana Mudjono

Seorang lansia seperti Uti mengawali dunia tulis menulis di pertengahan 2007 dimana Uti dulu pernah terobsesi jadi penulis ketika berusia 20 tahun, dan sempat kursus jurnalistik selama 6 bulan. Kuliah lagi menuntut Uti melek IT dan berkenalan dengan facebook, karya ilmiah jurnal dan tugas tugas lain yang berkutat dengan menulis.

Senin, 22 September 2014

SIAPA YANG MENULIS, ADALAH PENULIS

08.47 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya No comments

Oleh : Yuni Astuti

sumber : pixabay.com
Setiap orang mempunyai kemampuan untuk menulis. Apapun yang ada dalam hidup kita, yang kita lewati dan rasakan, semua bisa menjadi ide kita dalam menulis. Menulis adalah pekerjaan hati, dimana tulisan yang kita buat tentunya akan memasukkan emosi termasuk suasana hati dalam mencurahkannya.

Rabu, 17 September 2014

Berkhayal-kah punya buku? Tidak!

08.06 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya No comments
Oleh : Candra Nila Murti Dewojati



Beberapa teman bertanya pada saya, kiat apakah yang bisa membuat saya produktif menulis, dan menjadikannya buku. Saya sebenarnya tidak bisa langsung menjawabnya. Bukannya mengapa, secara pasti saya kurang tahu mengapa tiba-tiba bisa menjadi penulis dan punya beberapa buku solo yang kesemuanya diterbitkan oleh penerbit mayor. Namun setelah saya pikir-pikir, ada beberapa kiat mudah jika Anda ingin punya buku.

  1. Niat. Ya, niat akan menghantarkan Anda untuk melakukan apa saja, selama dipelihara dan dieksekusi. Selalu gerakan tangan untuk menulis, setiap hari dan setiap waktu, dan jangan hanya ‘moody’ saja . Jadikan menulis itu gaya hidup. Ada event kecil-kecil menulis seperti menulis antologi, lomba puisi, lomba menulis blog, menulis cerpen, bahkan menulis kolom kecil-kecilan di suatu media adalah suatu sarana pembuktian jika Anda sudah eksekusi niat itu. Soal dimuat, menang, diterima atau tidak tulisan Anda itu adalah nomor sekian. Biarlah itu semua jadi ajang latihan menulis agar Anda semakin terampil menulis.
  2. Jadi penulis Otodidak atau Ikut Pelatihan? Keduanya ternyata tidak masalah. Penerbit sama sekali tidak mempertanyakan kemampuan menulis Anda didapat dari mana. Jika sudah punya ‘sentuhan’ dan gaya penulisan yang berbeda, khas dan bermakna tinggi, maka jangan sia-siakan talenta yang diberikan Tuhan itu. Teruslah asah kemampuan menulis Anda dengan cara menjadi ‘pencuri’---yakni mencuri ilmu penulisan dari mana saja, jika Anda memutuskan menjadi otodidak, atau jika memutuskan ikut pelatihan menulis, ikutlah pelatihan yang sudah kredibel, atau  ada masa depannya sekalian.
  3. Cari Genre Anda, jika belum ketahuan. Untuk pemula, fokuslah satu atau dua genre saja. Jika belum ketahuan arah genre Anda, cobalah explorasi semua minat, dan cari yang paling dikuasai. Semakin focus, semakin baik cara penulisan Anda. Tulislah sesuatu yang Anda sukai, dan niatkan untuk menyelesaikan dalam waktu tertentu. Meski tidak ber-deadline, Anda harus punya target penulisan, atau niat menyelesaikan tulisan, jika tidak, maka Anda hanya berkhayal untuk mempunyai buku.
  4. Belajar membuat outline yang baik. Jangan salah, jika outline belum diterima pihak penerbit, maka Anda bisa membuat naskah jadi dan tawarkan pada penerbit lain dengan tampilan yang menarik dari outline tertolak tadi. Jangan putus asa, jika belum mencoba puluhan kali menawarkan naskah Anda, maka itu belumlah dikatakan afdol sebagai ‘pejuang’ penembus penerbit.
  5. Jika Anda menulis buku non fiksi, banyak-banyaklah membaca buku yang serupa, dan ini nantinya akan dipergunakan untuk referensi, sekaligus mencermati hal-hal menarik dan menjual untuk diangkat sebagai buku. Begitu pula jika Anda penulis  fiksi, jangan jadi novelis yang biasa-biasa saja. Cari ciri khas, agar naskah Anda dilirik pihak penerbit. 
  6. Pemilihan judul naskah sangat penting diperhatikan. Bisa jadi, isi naskah biasa-biasa saja, namun menjadi ‘laku’, setelah membaca judul buku. Perlu kreativitas lebih, dalam hal ini. Banyak konsultasi pada teman penulis lain, editor maupun pihak penerbit. Namun demikian hindari judul yang bombastis, menyesatkan dan mengandung unsur penipuan.
  7. Bila menulis naskah sendirian (secara Solo), dirasa belum ‘berani’, gandenglah teman penulis untuk tandem menulis buku, hal ini akan lebih ringan, apalagi teman penulis yang sudah menerbitkan buku.
  8. Jika naskah Anda berulang kali tertolak, cobalah berpikir menerbitkan secara indie. Sekarang banyak penerbit yang menawarkan cara ini. Percayalah, anggap hal ini sebagai pintu awal untuk merasakan aura ‘memiliki buku sendiri’. Dan aura seperti ini memang membutuhkan biaya yang mungkin tidak sedikit, tapi merupakan pengalaman yang sangat berharga. “Tinggalkan jejak pada anak-cucu—buku”, tentu bukan sekedar khayalan.
  9. Percantik riwayat penulisan Anda. Untuk penulis pemula, semua prestasi bidang penulisan mulai sejak zaman dahulu kala sampai sekarang (walau kecil-kecilan) tampilkanlah, karena itu ajang promosi diri Anda ke penerbit. Jika Buku Anda sudah banyak, maka buku-buku yang penting sajalah yang ditulis.
  10. Terakhir, ikutlah komunitas penulisan. Dengan satu komunitas yang punya minat, bakat, dan tujuan yang sama, kegiatan Anda akan menjadi menyenangkan. Perbaiki attitude, ramah dengan penulis lainnya, maka semua jalan akan terbuka lebar.

Selamat menulis dan menerbitkan buku. Yakinlah, tulisan yang baik, naskah yang mumpuni selalu akan menemukan jodoh penerbit yang baik pula.

Sabtu, 13 September 2014

Ety Handayaningsih S

21.57 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , , No comments



Diriku terlahir 35 tahun yang lalu, tepatnya pada 12 januari 1979. Orangtua memberiku sebuah nama Ety Handayaningsih Sutrisno. Di dunia maya aku lebih dikenal sebagai Ety Abdoel. Melakukan sesuatu yang disenangi memang seperti candu, ingin lagi, lagi dan lagi. Begitulah yang aku rasakan ketika menulis. Rasa jenuh dan lelah tak mampu menghalangi kebiasaan menulisku.

Berawal dari sebuah blog pribadi, akupun menuangkan buah pikiran. Duniaku sebagai seorang Ibu menjadi sumber inspirasi tulisan-tulisanku. Sudah ratusan tulisan kuabadikan di blog pribadi. Sesekali aku menerima job review atau mengirim tulisan ke media cetak, kadang aku mengikuti lomba blog. Selain uji nyali, mengikuti lomba blog merangsang kreatifitasku dalam mengolah kata.

Bisa menulis buku adalah impianku. Apalagi jika buku yang kutulis memberi manfaat bagi banyak orang. Bergabung dengan IIDN Solo adalah upaya menjaga harapan, menulis buku. Jika ingin membaca tulisan-tulisanku, silahkan berkunjung ke http://etyabdoel.com

Kamis, 11 September 2014

Yuni Astuti

21.48 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , No comments


Hobi menulis telah kutekuni sejak lama. Aku suka sekali menulis diary. Ketika aku menjadi seorang Ibu, hobi ini tak kutinggalkan. Bahkan, aku rajin menulis segala sesuatu tentang anakku di sebuah diary. Cerita tentang kelahirannya, kelucuannya, dan semua yang dialami anakku. Kelak, ketika ia menikah, diary itu akan kupersembahkan sebagai hadiah perkawinannya.

Oh ya, namaku Yuni Astuti, dilahirkan di Kota Solo, 21 Juni 1971. Saat ini aku bekerja di RS. PKU Karanganyar sebagai Sekertaris. Tiap hari harus bolak-balik Solo-Karanganyar tak lantas membuatku kehilangan waktu untuk menulis. Semangatku untuk menulis semakin menyala setelah bergabung dengan IIDN Solo.

Bagiku IIDN Solo adalah keluarga baruku. Bersamanya menulis tak sekedar hobi namun telah menjadi kebutuhanku. Alhamdulilah, 2 buku antologiku telah terbit. Kini impianku adalah bisa menerbitkan buku solo dan menjadi best seller. Memiliki perpustakaan yang bisa dikunjungi oleh siapa saja dengan tempat yang nyaman dan representatif adalah obsesi lainnya. Aku ingin perpustakaan ini bisa sebagai sarana rekreasi dan edukasi.

Jika ingin melihat lebih jauh tentang diriku, silahkan berkunjung ke blog pribadiku http://buynajib.blogspot.com

Astutiana Mudjono

04.42 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , No comments

Diantara anggota IIDN Solo, akulah anggota paling tua. Lahir di Semarang, 6 April 1961. Astutiana Mudjono namaku, teman-teman di IIDN Solo kerap memanggilku Uti. Faktanya diriku memang telah menjadi seorang Nenek. Senang rasanya bisa bergabung dengan teman-teman yang memiliki passion yang sama.

Rabu, 10 September 2014

Candra Nila Murti Dewojati

21.42 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , No comments

Lahir di kota gudeg, Yogyakarta pada 19 Juli 1971, adalah garis takdirku. Orangtuaku memberi sebuah nama yang panjang, Candra Nila Murti Dewojati. Oleh teman-teman, Aku biasa disapa Candra. Garis takdir pula yang membawaku bertemu dengan dunia kepenulisan.

Selasa, 02 September 2014

IIDN Solo, Wadah Ibu Hobi Nulis

15.26 Posted by Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya , , , No comments
Anggota IIDN Solo

Orang bilang perempuan itu memiliki kemampuan multitasking. Setelah menjadi Ibu, kemampuan multitasking semakin terasah. Nggak percaya, ibu-ibu itu biasa nyambi-nyambi dalam menyelesaikan pekerjaan rumahtangga. Tak mengherankan pula, disela-sela kesibukkannya, para ibu di IIDN Solo masih bisa menyalurkan hobinya yaitu menulis.